- 17 Jul 2017
- Berita
- 463 Reads
- 0 Comments
JAKARTA - Pelaksanaan Musyawarah Nasional Persatuan Raja Toga Sitompul se-Indonesia ke-2 dilaksanakan dua hari tanggal 7-8 Juli 2017 bertempat di Persada Executive Club, Halim, Jakarta, secara aklamasi menunjuk Marsda TNI (Purn.) Johnny Fritz Pardamean Sitompul, sebagai ketua umum Persatuan Raja Toga Sitompul dan Borunya Se - Indonesia 2017-2022.
Selanjutnya, pasca terpilih sebagai ketua umum, ditetapkan Johnny Sitompul Sabtu (8/7) keputusan Munas-2 Raja Toga Sitompul diberikan kewenangan penuh menyusun kepengurusan terhitung satu bulan sejak tanggal terpilih, bersama empat orang formatur yang terdiri dari penasehat, dan perwakilan dari tiga daerah.
Pelaksanaan kegiatan Munas tahun 2017 sebagai pimpinan sidang Pangoloi Sitompul utusan dari Palembang dihadiri pengurus Raja Toga Sitompul dari berbagi daerah yang ada di Indonesia, dalam sidang. Selain memilih ketua umum dan pengurus baru, juga untuk menyamakan persepsi dalam membentuk organisasi yang profesional dan mandiri.
Lebih jauh, ia menuturkan, banyak dari keturunan marga Sitompul memiliki kesempatan dan peluang memberikan kontribusi kepada sesama, bahkan pemerintah ataupun Negara. Karena itu, sambung dia, kedepan diharapkan lebih berperan untuk mengabdikan kepada bangsa senagi bagian dari komponen bangsa dan pemerintah.
Selanjutnya, pasca terpilih sebagai ketua umum, ditetapkan Johnny Sitompul Sabtu (8/7) keputusan Munas-2 Raja Toga Sitompul diberikan kewenangan penuh menyusun kepengurusan terhitung satu bulan sejak tanggal terpilih, bersama empat orang formatur yang terdiri dari penasehat, dan perwakilan dari tiga daerah.
Pelaksanaan kegiatan Munas tahun 2017 sebagai pimpinan sidang Pangoloi Sitompul utusan dari Palembang dihadiri pengurus Raja Toga Sitompul dari berbagi daerah yang ada di Indonesia, dalam sidang. Selain memilih ketua umum dan pengurus baru, juga untuk menyamakan persepsi dalam membentuk organisasi yang profesional dan mandiri.
Lebih jauh, ia menuturkan, banyak dari keturunan marga Sitompul memiliki kesempatan dan peluang memberikan kontribusi kepada sesama, bahkan pemerintah ataupun Negara. Karena itu, sambung dia, kedepan diharapkan lebih berperan untuk mengabdikan kepada bangsa senagi bagian dari komponen bangsa dan pemerintah.
- 10 Feb 2017
- Rubrik Motivasi Saut Sitompul Motivator Nasional
- 514 Reads
- 0 Comments
Dalam membangun karakter bangsa memerlukan keterkaitan beberapa Disiplin Ilmu:
1. Spiritual (Teologi dan Sifat Religius);
2. Psikologi;
3. Biologi;
4. Neuro Science (Proses terbentuknya nilai2 dalam memori manusia).
Proses Pendidikan yang paling baik melalui 4 proses yang benar:
1. Input : Memprogram nilai spiritual (iman, kasih sayang, kejujuran, persaudaraan, kerendahan hati, kesabaran, ketekunan, pemaaf, pengampun, mengormati, pendamai, pemersatu dan sifat2 mulia lainnya);
2. Process : Diajarkan dgn kata2 dan ditauladankan dengan perbuatan oleh orang tua, imam agama, guru, dosen, pemimpin organisasi dan figur lainnya);
Peran Neuro Science dalam proses ini menjadi sentral dan centre of excellence.
Artinya jika orang tua di rumah, imam agama di rumah ibadah, guru di sekolah, dosen di kampus, pemimpin di Institusi (perusahaan dan negara) dan berita2 di pagi, media siang dan malam menampilkan nilai spiritual di atas maka memori anak2 bangsa ini akan terisi nilai spiritual. Dan folder2 otak anak bangsa ini adalah nilai2 yang mulia. Ketika nilai2 spiritual itu yang terekam dalam memori anak bangsa dalam waktu yang lama dan berulang-ulang maka karakter unggul bangsa ini akan terbentuk.
Sebaliknya juga demikian, jika yang terekam dalam memori anak nilai2 yang negatif maka folder2 otak anak bangsa inipun akan negatif dan buruk.
1. Spiritual (Teologi dan Sifat Religius);
2. Psikologi;
3. Biologi;
4. Neuro Science (Proses terbentuknya nilai2 dalam memori manusia).
Proses Pendidikan yang paling baik melalui 4 proses yang benar:
1. Input : Memprogram nilai spiritual (iman, kasih sayang, kejujuran, persaudaraan, kerendahan hati, kesabaran, ketekunan, pemaaf, pengampun, mengormati, pendamai, pemersatu dan sifat2 mulia lainnya);
2. Process : Diajarkan dgn kata2 dan ditauladankan dengan perbuatan oleh orang tua, imam agama, guru, dosen, pemimpin organisasi dan figur lainnya);
Peran Neuro Science dalam proses ini menjadi sentral dan centre of excellence.
Artinya jika orang tua di rumah, imam agama di rumah ibadah, guru di sekolah, dosen di kampus, pemimpin di Institusi (perusahaan dan negara) dan berita2 di pagi, media siang dan malam menampilkan nilai spiritual di atas maka memori anak2 bangsa ini akan terisi nilai spiritual. Dan folder2 otak anak bangsa ini adalah nilai2 yang mulia. Ketika nilai2 spiritual itu yang terekam dalam memori anak bangsa dalam waktu yang lama dan berulang-ulang maka karakter unggul bangsa ini akan terbentuk.
Sebaliknya juga demikian, jika yang terekam dalam memori anak nilai2 yang negatif maka folder2 otak anak bangsa inipun akan negatif dan buruk.
- 19 Jul 2016
- Bonapasogit
- 920 Reads
- 0 Comments
Tanah Batak tidak hanya menyimpan budaya yang kaya, tetapi juga keindahan alam luar biasa. Misalnya saja air terjun Sigura-gura.
Tahukah kalian bahwa air terjun yang terletak di Kabupaten Toba Samosir ini adalah yang tertinggi di Indonesia. Dengan air yang berasal dari Sungai Asahan (Danau Toba), air terjun ini mempunyai ketinggian 250 meter (820 kaki).
Tahukah kalian bahwa air terjun yang terletak di Kabupaten Toba Samosir ini adalah yang tertinggi di Indonesia. Dengan air yang berasal dari Sungai Asahan (Danau Toba), air terjun ini mempunyai ketinggian 250 meter (820 kaki).
- 01 Jun 2016
- Rubrik Motivasi Saut Sitompul Motivator Nasional
- 1050 Reads
- 0 Comments
Membangun Budaya Belajar di Perusahaan
Oleh: Mr. Spirit Saut Sitompul, M.Si.,CEM
Ethos Master & Motivator Nasional
Kutipan : Tidak pernah terlalu tua untuk belajar dan tidak pernah terlalu muda untuk tau banyak hal. Long life learning (Selama hidup adalah belajar).
Hakekat Belajar.
Hakekat Belajar adalah change, berubah, bertobat, insyaf dan hijrah. Berubah dari mana dan kemana? Berubah dari tidak sadar menjadi sadar, berubah dari tidak tahu menjadi tahu; berubah dari tidak terampil menjadi terampil; berubah dari etos kerja buruk menjadi etos kerja unggul, berubah dari berpikir negatif menjadi positif, berubah dari pesimis menjadi optimis, berubah dari mental menerima menjadi mental surplus (memberi) dan berubah dari sifat-sifat negatif lainnya menjadi sifat-sifat mulia;
Tidak ada yang tetap didunia ini kecuali 2 (dua) hal yakni : Sabda Tuhan (Firman Tuhan) dan perubahan itu sendiri. Oleh karena itu seluruh pemilik, pimpinan dan karyawan perusahaan hendaknya teruslah belajar, belajar dan belajar menjadi yang terbaik.
JIka ingin perusahaan maju dan berkembang berikanlah kesempatan bagi seluruh karyawan diperusahaan untuk mengikuti pengembangan diri. Maksudnya adalah agar terbangun dalam diri karyawan mental pembelajar. Artinya : Dengan memberikan kesempatan belajar dan atau berubah menjadi yang terbaik menjadi kebutuhan dan sikap mental positif dalam diri karyawan.
Oleh: Mr. Spirit Saut Sitompul, M.Si.,CEM
Ethos Master & Motivator Nasional
Kutipan : Tidak pernah terlalu tua untuk belajar dan tidak pernah terlalu muda untuk tau banyak hal. Long life learning (Selama hidup adalah belajar).
Hakekat Belajar.
Hakekat Belajar adalah change, berubah, bertobat, insyaf dan hijrah. Berubah dari mana dan kemana? Berubah dari tidak sadar menjadi sadar, berubah dari tidak tahu menjadi tahu; berubah dari tidak terampil menjadi terampil; berubah dari etos kerja buruk menjadi etos kerja unggul, berubah dari berpikir negatif menjadi positif, berubah dari pesimis menjadi optimis, berubah dari mental menerima menjadi mental surplus (memberi) dan berubah dari sifat-sifat negatif lainnya menjadi sifat-sifat mulia;
Tidak ada yang tetap didunia ini kecuali 2 (dua) hal yakni : Sabda Tuhan (Firman Tuhan) dan perubahan itu sendiri. Oleh karena itu seluruh pemilik, pimpinan dan karyawan perusahaan hendaknya teruslah belajar, belajar dan belajar menjadi yang terbaik.
JIka ingin perusahaan maju dan berkembang berikanlah kesempatan bagi seluruh karyawan diperusahaan untuk mengikuti pengembangan diri. Maksudnya adalah agar terbangun dalam diri karyawan mental pembelajar. Artinya : Dengan memberikan kesempatan belajar dan atau berubah menjadi yang terbaik menjadi kebutuhan dan sikap mental positif dalam diri karyawan.
- 16 May 2016
- Rubrik Motivasi Saut Sitompul Motivator Nasional
- 934 Reads
- 0 Comments
Luar biasa kecerdasan nenek moyang kita zaman dahulu. Pada saat nenek moyang kita merumuskan Dalihan Na Tolu ini belum mengenal Kitab Suci tetapi sudah mendapatkan petunjuk dalam membangun landasan kehidupan orang batak yang damai dan setara dalam hak azasi manusia.
Dalihan Na Tolu dalam tradisi Bangso Batak adalah sebuah sistem kekerabatan yang mempunyai dasar nilai yang luhur. Roh atau semangaat yang mendasari Dalihan Na Tolu yang terkenal dengan sebutan : Somba [Hormat] Marhula-hula, Manat [Menghargai] Dongan Tubu, Elek [Bijak] Marboru adalah sesungguhnya adalah KASIH. Ketika kasih dasar pemaknaan Dalihan Na Tolu maka posisi kerabat yang lain adalah lebih utama dari pada diri sendiri.
Semangat Dalihan Na Tolu bukan saling menghargai bukan keseimbangan tetapi mampu mendahulukan kepentingan pihak lain dari pihak sendiri. Tentu ini tidak mudah diterima ketika prinsip adat itu gok nangkok na dohot gok tuat na dan si soli-soli do uhum jala siadapari do gogo.
Dalihan Na Tolu dalam tradisi Bangso Batak adalah sebuah sistem kekerabatan yang mempunyai dasar nilai yang luhur. Roh atau semangaat yang mendasari Dalihan Na Tolu yang terkenal dengan sebutan : Somba [Hormat] Marhula-hula, Manat [Menghargai] Dongan Tubu, Elek [Bijak] Marboru adalah sesungguhnya adalah KASIH. Ketika kasih dasar pemaknaan Dalihan Na Tolu maka posisi kerabat yang lain adalah lebih utama dari pada diri sendiri.
Semangat Dalihan Na Tolu bukan saling menghargai bukan keseimbangan tetapi mampu mendahulukan kepentingan pihak lain dari pihak sendiri. Tentu ini tidak mudah diterima ketika prinsip adat itu gok nangkok na dohot gok tuat na dan si soli-soli do uhum jala siadapari do gogo.